Senin, 18 Mei 2009

tugas instalasi listrik

FORMAT TUGAS:

1. Judul: Pemasangan instalasi listrik penerangan satu buah lampu dilayani satu buah saklar

tunggal dilengkapi dengan kotak kontak.

2)a. Diagram Garis Tunggal

B)Tabel kebenaran

NO

S1

L1

KK

1

OFF

PADAM

BERTEGANGAN

2

ON

NYALA

BERTEGANGAN

3)Diagram pengawatan

4)Peralatan Yg dibutuhkan

NO

NAMA PERALATAN

SPESIFIKASI

JML

FUNGSI ALAT

1

Tang pengupas

Standard

1

Mengupas kabel

2

Tang kombinasi

Standard

1

Memotong&mencopot kabel

3

Tang bulat

Standard

1

Memotong kabel

4

Tang lancip

Standard

1

Mencopot kabel

5

Multimeter

Dc20k\ac9k/v

1

Mengukur besaran,teg,ars,ham

6

Obeng +\-

7,5inchi

6

Memutar sekrup

7

Penggaris

Non standard

1

Mengukur panjang

8

Meteran

2m

1

Mengukur Pnjang

5) Rencana Bahan

NO

NAMA BAHAN

SPESIFIKASI

JML

FUNGSI

1

Kabel NYAmerah

1,5mm

327cm

Pngaman ars fasa

2

Kabel NYAhitam

1,5mm

308cm

Pngaman ars netral

3

KabelNYA kuning

1,5mm

117cm

Pngaman ars graund

4

Saklar

standard

1

Memutus&menyambung ars

5

Lampu

220v\5w

1

Smbr penerangan

6

Fitting

Standard

1

Tmat p.masang lampu

7

Roset

Standard

3

Pembengkok pipa

8

Doos

Standatd

1

Terminal kabel

9

Klem

Standatd

12

Pipa agar tdk bergerak

10

KK

Standard

1

Listrik sekunder

11

Sekrup ulir

Standard

12

Kencangkan klem

12

Bokk sekring

Standard

1

Pengaman beban lbh

13

mcb

standard

1

Pengaman hubung singkat

6)LANGKAH KERJA

  • Pastikan smua alat &bhn tlh tersedia
  • Pasang pipa pd papan kerja
  • Ukur panjang kiabel
  • Gambar rangkaian pengawatan
  • Masukkan kabel pd pipa
  • Smbung kabel dng saklar
  • Uji dng multimeter

7)KESELAMATAN KERJA

  • PATUHI INSTRUKSI SEMUA YG DIBICARAKAN DNG BAIK DAN BENAR
  • PAKAILAH WERPACK AGAR DPT MELINDUNGI TUBUH KITA
  • LAKUKAN SESUAI PROSEDUR KERJA
  • TANYAKAN PD GURU PENGAMPU BILA KITA RAGU2X DNG KEBERHASILAN

TETAP KONSENTRASI &BANYAK BERGURAU

9)ANALISIS RANGKAIAN

  • RANGKAIN INI DIGUNAKAN UNTUK INSTALASILISTRIK PENERANGAN SATU BUAH LAMPU DILAYANI 1.SAKLAR TUNGGAL DAN KOTAK KONTAK
  • APABILA S1OFF MAKA LAMPU PADAM DAN KK BERTEGANGAN
  • APABILA S2IN MAKA LAMPU MENYALA DAN KK TETAO BERTEGANGAN
  • KK BERTEGANGAN 220V
  • DARI INSTALASI INI KAMI BEHASIL DNG BAIK DAN BENAR.

WASSALLAM…………………

Senin, 30 Maret 2009

teknik pencahayaan instalasi listrik

.• Lumen: Satuan flux cahaya; flux dipancarkan didalam satuan unit sudut padatan oleh suatu sumber dengan intensitas cahaya yang seragam satu candela. Satu lux adalah satu lumen per meter persegi. Lumen (lm) adalah kesetaraan fotometrik dari watt, yang memadukan respon mata “pengamat standar”. 1 watt = 683 lumens pada panjang gelombang 555 nm.
• Efficacy Beban Terpasang: Merupakan iluminasi/terang rata-rata yang dicapai pada suatu bidang kerja yang datar per watt pada pencahayaan umum didalam ruangan yang dinyatakan dalam lux/W/m².
• Perbandingan Efficacy Beban Terpasang: Merupakan perbandingan efficacy beban target dan beban terpasang.
• Luminaire: Luminaire adalah satuan cahaya yang lengkap, terdiri dari sebuah lampu atau beberapa lampu, termasuk rancangan pendistribusian cahaya, penempatan dan perlindungan lampu-lampu, dan dihubungkannya lampu ke pasokan daya.
• Lux: Merupakan satuan metrik ukuran cahaya pada suatu permukaan. Cahaya rata-rata yang dicapai adalah rata-rata tingkat lux pada berbagai titik pada area yang sudah ditentukan. Satu lux setara dengan satu lumen per meter persegi. Tinggi mounting: Merupakan tinggi peralatan atau lampu diatas bidang kerja. Efficacy cahaya terhitung: Perbandingan keluaran lumen terhitung dengan pemakaian daya terhitung dinyatakan dalam lumens per watt.
• Indeks Ruang: Merupakan perbandingan, yang berhubungan dengan ukuran bidang keseluruhan terhadap tingginya diantara tinggi bidang kerja dengan bidang titik lampu.
• Efficacy Beban Target: Nilai efficacy beban terpasang yang dicapai dengan efisiensi terbaik, dinyatakan dalam lux/W/m².
• Faktor pemanfaatan (UF): Merupakan bagian flux cahaya yang dipancarkan oleh lampu-lampu, menjangkau bidang kerja. Ini merupakan suatu ukuran efektivitas pola pencahayaan.
• Intensitas Cahaya dan Flux: Satuan intensitas cahaya I adalah candela (cd) juga dikenal dengan international candle. Satu lumen setara dengan flux cahaya, yang jatuh pada setiap meter persegi (m2) pada lingkaran dengan radius satu meter (1m) jika sumber cahayanya isotropik 1-candela (yang bersinar sama ke seluruh arah) merupakan pusat isotropik lingkaran. Dikarenakan luas lingkaran dengan jari-jari r adalah 4πr2, maka lingkaran dengan jari-jari 1m memiliki luas 4πm2, dan oleh karena itu flux cahaya total yang dipancarkan oleh sumber 1- cd adalah 4π1m. Jadi flux cahaya yang dipancarkan oleh sumber cahaya isotropik dengan intensitas I adalah:

Flux cahaya (lm) = 4π × intensitas cahaya (cd)

Perbedaan antara lux dan lumen adalah bahwa lux berkenaan dengan luas areal pada mana flux menyebar 1000 lumens, terpusat pada satu areal dengan luas satu meter persegi, menerangi meter persegi tersebut dengan cahaya 1000 lux. Hal yang sama untuk 1000 lumens, yang menyebar kesepuluh meter persegi, hanya menghasilkan cahaya suram 100 lux.

Hukum kuadrat terbalik

Hukum kuadrat terbalik mendefinisikan hubungan antara pencahayaan dari sumber titik dan jarak. Rumus ini menyatakan bahwa intensitas cahaya per satuan luas berbanding terbalik dengan kuadrat jarak dari sumbernya (pada dasarnya jari-jari).

E = I / d²

Dimana
E = Emisi cahaya,
I = Intensitas cahaya
d = jarak
Bentuk lain dari persamaan ini yang lebih mudah adalah:
E1 d1² = E2 d2²

Jarak diukur dari titik uji ke permukaan yang pertama-tama kena cahaya – kawat lampu pijar jernih, atau kaca pembungkus dari lampu pijar yang permukaannya seperti es.
Contoh: Jika seseorang mengukur 10 lm/m² dari sebuah cahaya bola lampu pada jarak 1 meter, berapa kerapatan flux pada jarak setengahnya?
Penyelesaian:
E1m = (d2 / d1)² * E2
= (1,0 / 0,5)² * 10
= 40 lm/m²

Suhu Warna

Suhu warna, dinyatakan dalam skala Kelvin (K), adalah penampakan warna dari lampu itu sendiri dan cahaya yang dihasilkannya. Bayangkan sebuah balok baja yang dipanaskan secara terus menerus hingga berpijar, pertama-tama berwarna oranye kemudian kuning dan seterusnya hingga menjadi “putih panas”. Sewaktu-waktu selama pemanasan, kita dapat mengukur suhu logam dalam Kelvin (Celsius + 273) dan memberikan angka tersebut kepada warna yang dihasilkan. Hal ini merupakan dasar teori untuk suhu warna. Untuk lampu pijar, suhu warna merupakan nilai yang “sesungguhnya”; untuk lampu neon dan lampu dengan pelepasan intensitas tinggi (HID), nilainya berupa perkiraan dan disebut korelasi suhu warna. Di Industri,“suhu warna” dan “korelasi suhu warna” kadang-kadang digunakan secara bergantian. Suhu warna lampu membuat sumber cahaya akan nampak “hangat”, “netral” atau “sejuk”. Umumnya, makin rendah suhu, makin hangat sumber, dan sebaliknya.

Perubahan Warna

Kemampuan sumber cahaya merubah warna permukaan secara akurat dapat diukur dengan baik oleh indeks perubahan warna. Indeks ini didasarkan pada ketepatan dimana serangkaian uji warna dipancarkan kembali oleh lampu yang menjadi perhatian relatif terhadap lampu uji, persesuaian yang sempurna akan diberi angka 100. Indeks CIE memiliki keterbatasan, namun cara ini merupakan cara yang sudah diterima secara luas untuk sifat-sifat perubahan warna dari sumber cahaya.

Kesalah pahaman yang umum terjadi adalah bahwa suhu warna dan perubahaan warna keduanya menjelaskan sifat yang sama terhadap lampu. Selain itu, suhu warna menjelaskan penampilan warna sumber cahaya dan cahaya yang dipancarkannya. Perubahan warna menjelaskan bagaimana cahaya merubah warna suatu objek

Senin, 26 Januari 2009

AKIDAH SYARI'AH DAN AKHLAK


Islam; Akidah, Syari’ah dan Akhlak

Beberapa tahun belakangan upaya untuk memerangi Islam semakin gencar, terlebih-lebih pasca peristiwa 11 September. Namun di sebalik itu ternyata dunia juga dikejutkan oleh booming Islam di Eropa dan Amerika. Itu sangat wajar, karena ketika kegelapan malam semakin pekat maka itu pertanda subuh semakin dekat, di saat serangan semakin kuat terhadap Islam maka rasa ingin tahu dan simpati juga akan semakin besar terhadap Islam. Ini adalah kabar gembira bagi dunia Islam…

Akan tetapi kabar gembira ini juga diimbangi kabar buruk, seperti di dalam Islam sendiri, umat Islam belum sepenuhnya bisa memahami Islam, buktinya masih banyak saja penentang-penentang pelaksanaan syari’at Islam dari kalangan muslim yang terpengaruh dengan arus sekularisme yang membawa jargon pemisahan urusan duniawi dari aturan rabbani.

Di sini kita penulis tidak akan mengupas tentang sekuralisme yang menjadi salah penyakit umat, namun penulis ingin kita lebih mengenal Islam ke dalam, agar tidak ada umat Islam yang menjadi duri di dalam daging nantinya.

Ajaran Islam merupakan ajaran yang sempurna, lengkap dan universal yang terangkum dalam 3 hal pokok; Akidah, Syari’at dan Akhlak. Artinya seluruh ajaran Islam bermuara pada tiga hal ini.

Akidah adalah hal-hal asasi dan mendasar dalam Islam yang berkenaan dengan keyakinan yang terletak di hati, namun ia tidak seperti yan dipahami oleh non muslim di Barat. Di Barat, akidah atau keimanan hanyalah hal-hal yan berhubungan dengan pembenaran (tashdiq) dan yang dirasakan (syu’ur), artinya hati memainkan peran besar di sana. Berbeda dengan akidah yang dipahami di dalam Islam, karena akidah dalam Islam, di samping berkaitan dengan pembenaran hati, ia juga harus di iringi dengan dalil atau sesuatu yang dapat membuktikan apa yang dibenarkan oleh hati itu dan di saat yang sama ia juga harus sesuai dengan realita. Berarti disini bukan peran hati saja yang bermain, tapi juga ada peran otak. Dengan adanya peran dua hal ini (hati dan otak) akan terciptalah keseimbangan, sebagaimana yang disebutkan Allah dalam firman-Nya:

Dan demikianlah Kami jadikan kalian (umat Islam) sebagai umat pertengahan (adil/seimbang)…”(Al-Baqarah:143)

Syari’at merupakan ajaran Islam yang berhubungan dengan perbuatan dan tindak-tanduk manusia. Secara garis besar syari’at menghimpun urusan-urusan ritual ibadah dan semua pola hubungan manusia baik itu dengan dirinya sendiri, sesama maupun lingkungannya.

Sedang Akhlak adalah sifat manusia (baik ataupun buruk) yang akan muncul pengaruhnya dalam kehidupannya. Dalam prakteknya akhlak bisa dikatakan buah atau hasil dari akidah yang kuat dan syari’at yang benar, dan itulah tujuan akhir dari ajaran Islam ini, sebagaimana sabda Rasul SAW: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia”.

Karena sumber agama adalah Allah SWT, maka untuk menjelaskan itu semua diutuslah para nabi dan rasul. Semua rasul tersebut diajarkan melalui wahyu-Nya tentang aqidah yang bernar, yang tidak pernah berubah sepanjang sejarah meskipun berganti rasul dan nabi yang diutus-Nya. Hal inilah yang dimaksudkan Allah SWT dalam firmannya QS: Asy-Syura ayat 13,

“Dia Telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang Telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang Telah kami wahyukan kepadamu dan apa yang Telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya…”

Artinya, secara akidah risalah para rasul dan nabi tidak ada perbedaan, apa yang diturunkan kepada Nabi Nuh a.s, Ibrahim a.s, Musa a.s, Isa a.s dan nabi-nabi lainnya tidak berbeda dengan apa yang diturunkan pada Nabi Muhammad SAW dari sisi akidah, yaitu keyakinan dan iman kepada Allah SWT sebagai satu-satunya Tuhan Pencipta dan Pengatur segala. Inilah dia dasar agama samawi yang sesungguhnya dan dengan inilah umat manusia sejak zaman Nabi Adam a.s sampai akhir zaman mesti bersatu…

“Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah-belah tentangnya..!”

Sedangkan yang berhubungan dengan syari’at, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan amal, perbuatan dan perilaku manusia, disinilah letak sebagian besar perbedaan antara agama-agama samawi, karena setiap umat dan rasul memiliki syari’at dan kondisi yang berbeda-beda sebagaimana firman Allah:

“untuk tiap-tiap umat Kami berikan aturan (syari’at) dan jalan yang terang (minhaj). sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu.” (QS Al-Maidah: 4 8)

Demikianlah Allah menjadikan syari’at tiap umat berbeda, sesuai dengan kondisi dan tabiat masing-masing. Ssyari’at yang berbeda-beda itu terus berkembang dan berubah sampai menemui titik puncak kesempurnaannya pada syari’at Islam, yang selamanya bisa berlaku dan sesuai dengan perkembangan dan perbedaan tabiat manusia sampai akhir zaman, karena syari’at Islam adalah syari’at yang mudah dipelajari dan menjadikan kemaslahatan umat manusia sebagai salah satu asasnya.

Dengan demikian syari’at dapat menerima pergantian, perubahan dan penghapusan, seperti syari’at Nabi Musa a.s yang dihapus dan diganti dengan datangnya syari’at Nabi Isa a.s, namun lain halnya dengan akidah, ia sebaliknya tidak bisa berganti danberubah karena ia adalah sesuatu yang asasi dan titik temu antar generasi umat manusia.

Sedang masalah moralitas dan akhlak (etika) juga sebagai sisi penting yang memberikan keseimbangan bagi seorang muslim sejati.

Sebagai buah dari syari’at dan akidah yang baik, menjadikan akhlak dalam Islam menyentuh semua lini, mulai dari lini hubungan manusia dengan dirinya, dengan sesama manusia, dengan lingkungan bahkan hubungan manusia dengan Tuhannya. Semuanya mestilah mendapatkan percikan nilai-nilai akhlak dan moralitas.

Dan bisa dikatakan juga akidah seseorang tidak sempurna jika tidak dibarengi dengan akhlak, seperti akhlak kepada Allah, Rasul-Nya dan sebagainya dalam hal akidah, bagaimana mungkin seseorang bisa dikatakan berislam dengan baik jika ia menghina Tuhannya sendiri, mengejek dan menyematkan icon-icon yang menjatuhkan kemuliaan Rasulnya?.

Demikian juga syari’at, mesti juga diiringi dengan akhlak dan moral, tidak perlu mengambil contoh jauh, shalat saja terang-terangan salah satu tujuannya adalah untuk menghindarkan manusia dari sifat keji dan mungkar yang sekaligus menjelaskan sisi moralitas dari ibadah dalam Islam,

“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar”. (QS. Al-Ankabut: 45).

Dalam Islam juga diajarkan agar untuk mencapai sebuah kebaikan itu juga harus melalui jalan yang baik, artinya ada larangan menempuh jalan-jalan bathil untuk sebuah kebaikan, inilah dia konsep etika dan moralitas Islam. Contoh kongkrit lainnya, coba kita perhatikan banyak kita yang selama ini menyerukan anti KKN namun dalam kenyataan ikut menyuburkan praktek KKN itu sendiri, perhatikanlah di kepanitian-kepanitian yang kita bentuk di kalangan mahasiswa? Berapa banyak yang bertindak sebagai aktor-aktor korupsi junior? Betapa sebagian kepanitian itu selalu berfikir untuk menghabiskan dana yang didapat pada akhir kepanitiaan dengan mengadakan rihlah/jalan-jalan dan tasyakuran yang semuanya terselubung dalam istilsah LPJ? Atau juga dari masa mahasiswa kita sudah diajarkan saling sikut untuk memperebutkan kursi? Dimana letak nilai-nilai etika dan moral agen reformasi? Maka tidak heran jika reformasi tersendat-sendat.

Jadi demikianlah universalitas dan jalan kesempurnaan yang diajarkan Islam, yaitu jalan yang menyeimbangkan antara Akidah, Syari’at dan Akhlak.

Senin, 05 Januari 2009

HIDAYAT SUSANTO


hidayat susanto adalah sebuah nama yang diberikan oleh orang tuaku yang berarti hidayat adalah petunjuk dan susanto adalah pintar.menurut ku sebuh nama itu penting karena menentukan karir nasib jodoh.aku ber Syukur sekali diberikan nama hidaat susanto,karena menurutku ini sebuah nama yang aku senangi dan aku banggakan .OK;dengan demikian maka saya harus menjadi orang yang berguna kususnya di lingkunganku dan umumnya di masyarakat,bangsa dan negara.oleh karena itu nama yang di berikan oleh orang tuaku kan ku jaga samoai akhir hayatku,dan selalu aku jadikan motivasi dalam belajar,sekolah maupun dalam ibadah.thankas ;WASSALLAMU'ALLAIKUM WARAH MATULLAHI WABAROKATUH
dbsdbgynjndjnxjvhhgjnjlfjklghjjghjhjshdgjkhsjkghsjdhgldhjlghdjsghkshgjhsfjghsjfhgjkhjjknjkngjksjkgjkbgjkbjklhjahahgjkhgjkhjkghjahjghjhgjhg
ffdtsdsgggsd